Asal Usul Nama Depok: Singkatan Belanda atau Bahasa Sunda?

Rumah Depok

Rumah Depok: Pernahkah kamu bertanya-tanya, dari mana sebenarnya nama Depok berasal? Kota ini memang sudah lama dikenal sebagai kawasan penyangga Jakarta yang ramai dan modern, tapi di balik namanya tersimpan kisah unik yang sampai hari ini masih diperdebatkan. Ada yang bilang nama Depok berasal dari singkatan bahasa Belanda, ada juga yang meyakini bahwa akar katanya justru dari bahasa Sunda kuno. Menarik, bukan?

Untuk memahami asal usul nama Depok, kita perlu menelusuri jejak sejarah ratusan tahun ke belakang. Pada akhir abad ke-17, wilayah ini merupakan tanah partikulir milik seorang Belanda bernama Cornelis Chastelein. Ia dikenal sebagai sosok yang dermawan dan visioner, karena membebaskan budak-budaknya dan memberikan mereka tanah untuk dikelola. Komunitas yang lahir dari kelompok ini kemudian dikenal sebagai Kaum Depok.

Versi pertama yang sering disebut menyatakan bahwa kata “Depok” merupakan singkatan dari bahasa Belanda, yaitu De Eerste Protestantsche Organisatie van Christenen — yang berarti “Organisasi Kristen Protestan Pertama”. Menurut cerita, istilah ini digunakan untuk menamai komunitas Kristen yang dibentuk oleh keturunan budak Chastelein, sebagai simbol kemandirian mereka setelah dibebaskan.

Namun, versi ini seringkali dianggap sebagai etimologi populer yang muncul belakangan. Sejumlah ahli sejarah dan pemerhati budaya lokal berpendapat bahwa nama “Depok” sebenarnya sudah ada jauh sebelum masa Cornelis Chastelein. Dalam bahasa Sunda, kata “padepokan” atau “depokan” berarti tempat belajar, tempat bertapa, atau tempat tinggal seseorang yang dihormati — seperti guru atau ulama. Jadi, “Depok” bisa jadi merupakan bentuk pendek dari “padepokan”.

Penjelasan ini masuk akal, mengingat wilayah Depok pada masa itu merupakan daerah agraris dengan kehidupan sosial keagamaan yang kuat. Ada banyak tokoh spiritual dan guru agama yang menetap di kawasan ini, sehingga istilah “padepokan” terasa pas menggambarkan karakter masyarakat setempat.

Selain dua versi utama itu, ada pula pandangan ketiga yang menggabungkan keduanya: bahwa Cornelis Chastelein mungkin memilih kata “Depok” karena sudah populer di kalangan masyarakat lokal. Ia hanya memberikan makna baru yang lebih sesuai dengan komunitas yang ia bentuk, tanpa mengubah sebutan lama yang sudah dikenal masyarakat Sunda di sekitarnya. Artinya, nama Depok adalah hasil akulturasi budaya — pertemuan antara pengaruh Belanda dan kearifan lokal Nusantara.

Menariknya, hingga kini belum ada catatan resmi yang bisa memastikan asal-usul nama Depok secara pasti. Namun, yang jelas, kota ini tumbuh menjadi simbol harmoni antara budaya, agama, dan etnis yang berbeda. Lihat saja keberagaman warganya sekarang: dari masyarakat Betawi, Sunda, hingga pendatang dari berbagai daerah di Indonesia, semuanya hidup berdampingan di Depok.

Rumah Depok

Kalau kita cermati, nama Depok seolah menggambarkan jati diri kotanya sendiri — tempat belajar, tumbuh, dan menemukan keseimbangan antara masa lalu dan masa depan. Kota ini bukan hanya persinggahan bagi mereka yang bekerja di Jakarta, tetapi juga tempat banyak keluarga muda membangun kehidupan baru dengan suasana yang lebih tenang dan manusiawi.

Jadi, apapun versi yang kamu yakini, satu hal yang pasti: Depok adalah kota dengan identitas yang kuat dan kisah yang menarik untuk terus dijaga. Sejarah namanya menjadi bagian dari karakter yang membuat kota ini berbeda dari kawasan lain di Jabodetabek.

Dan kalau kamu ingin menjadi bagian dari cerita panjang kota ini, Rumah Depok siap membantu kamu menemukan hunian impian — rumah yang bukan sekadar tempat tinggal, tapi juga bagian dari warisan sejarah yang hidup hingga hari ini.

💬 Hubungi Rumah Depok via WhatsApp

Next Post Previous Post