Kebijakan Pembangunan Depok 2025: Menuju Kota Hijau dan Ramah Transportasi

Rumah Depok

Rumah Depok: Kalau kamu tinggal di Depok, pasti sudah mulai merasakan perubahan yang terjadi di kota ini beberapa tahun terakhir. Dari pelebaran jalan, pembangunan taman kota, hingga perbaikan drainase di beberapa titik, semua itu adalah bagian dari kebijakan besar yang sedang digarap Pemerintah Kota Depok untuk mewujudkan visi 2025: kota yang hijau, inklusif, dan ramah transportasi.

Depok bukan lagi sekadar kota penyangga Jakarta. Dengan jumlah penduduk lebih dari 2 juta jiwa, Depok kini tumbuh menjadi kota dengan daya hidup sendiri — lengkap dengan pusat ekonomi, pendidikan, dan hunian yang terus berkembang. Tantangannya? Bagaimana membangun kota yang tetap nyaman dihuni tanpa kehilangan ruang hijau dan keteraturan lalu lintas.

Wali Kota Depok menegaskan bahwa tahun 2025 akan menjadi fase penting dalam transformasi tata ruang kota. Fokus utamanya ada pada tiga hal besar: penguatan sistem transportasi publik, penambahan ruang terbuka hijau, dan pembangunan infrastruktur berbasis lingkungan.

Salah satu program unggulan adalah pengembangan sistem transportasi terpadu. Pemerintah bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan untuk memperluas jangkauan angkutan massal, termasuk integrasi LRT Jabodebek, Transjabodetabek, dan rencana shuttle bus antarkawasan. Tujuannya jelas — mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi dan memperlancar mobilitas warga.

Selain itu, pembangunan jalur sepeda dan trotoar ramah pejalan kaki juga mulai digarap di beberapa titik, terutama di sepanjang Jalan Margonda dan Jalan Juanda. Ke depan, warga diharapkan bisa beraktivitas dengan lebih sehat dan aman tanpa harus bergantung pada kendaraan bermotor. Inisiatif ini sejalan dengan visi “Depok Green Mobility”, konsep kota yang mengutamakan keseimbangan antara pembangunan dan keberlanjutan.

Di sisi lain, Pemkot Depok juga memperluas kawasan hijau publik. Tahun 2025 ditargetkan setiap kecamatan memiliki minimal satu taman aktif dengan fasilitas olahraga ringan dan area interaksi warga. Selain itu, taman tematik seperti Taman Lembah Gurame dan Taman Mekarsari juga akan direvitalisasi agar lebih ramah anak dan ramah difabel.

Pembangunan berwawasan lingkungan ini ternyata juga berdampak langsung pada sektor properti. Kawasan yang memiliki akses lebih baik ke transportasi publik dan ruang hijau cenderung memiliki nilai tanah yang lebih stabil — bahkan meningkat. Developer perumahan kini berlomba menghadirkan konsep “eco living” di berbagai wilayah, seperti di Sawangan, Cinere, dan Limo. Rumah-rumah dengan desain hemat energi, sirkulasi udara alami, dan akses mudah ke fasilitas publik jadi daya tarik tersendiri bagi pembeli muda.

Program pengendalian banjir dan revitalisasi situ-situ juga menjadi bagian penting kebijakan 2025. Kota Depok memiliki lebih dari 20 situ alami yang selama ini menjadi penyangga ekosistem air. Pemerintah berupaya membersihkan, memperkuat tanggul, dan menjadikan area situ sebagai ruang wisata sekaligus resapan air. Salah satu yang tengah digarap serius adalah Situ Rawa Besar di Pancoran Mas dan Situ Gadog di Bojongsari.

Dari sisi perumahan rakyat, Depok 2025 juga mengarahkan kebijakan agar pembangunan tidak hanya berpihak pada kelas menengah ke atas. Pemerintah mendorong developer untuk menyediakan minimal 20% unit rumah terjangkau di setiap proyek besar. Tujuannya adalah agar masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah tetap bisa memiliki hunian layak di kota tempat mereka bekerja.

Tak kalah penting, Pemkot Depok mulai menerapkan sistem digitalisasi perizinan bangunan dan investasi. Lewat platform “Depok Satu Pintu”, proses pengajuan IMB (yang kini dikenal sebagai PBG), izin usaha, dan pengelolaan aset akan dilakukan sepenuhnya secara daring. Ini diharapkan bisa mempercepat investasi dan menekan potensi praktik birokrasi berbelit.

Langkah-langkah ini menjadikan Depok semakin dilirik oleh para pengembang dan pemburu hunian. Apalagi, lokasinya yang strategis — diapit oleh akses tol Desari, Cinere–Jagorawi, dan rencana tol Cinere–Serpong — membuat banyak kawasan baru bermunculan. Kawasan seperti Grogol, Bedahan, dan Bojongsari bahkan diprediksi akan menjadi “bintang baru” properti Depok dalam lima tahun mendatang.

Bisa dibilang, kebijakan pembangunan Depok 2025 bukan hanya tentang membangun kota yang lebih indah, tapi juga menciptakan lingkungan hidup yang lebih manusiawi. Kota yang ramah terhadap warganya, efisien dalam transportasi, dan peduli terhadap alam.

Kalau kamu berencana mencari rumah dijual di Depok, tahun-tahun ke depan adalah waktu yang tepat. Dengan arah pembangunan yang semakin jelas dan infrastruktur yang terus membaik, harga properti di Depok memiliki potensi kenaikan yang stabil. Dan yang paling menarik, kamu bisa hidup di kota yang menata diri untuk menjadi lebih hijau dan nyaman setiap harinya.

Tertarik mencari rumah di kawasan Depok yang dekat dengan taman kota atau akses LRT?
Hubungi tim Rumah Depok melalui WhatsApp di 0896-5353-0838 — kami siap bantu mencarikan hunian terbaik sesuai kebutuhan dan gaya hidup kamu.

Next Post Previous Post